12 Mei 2008

PRESIDENTIAL LECTURE FEATURING BILL GATES, CHAIRMAN MICROSOFT CORPORATION


Saya sempat menonton langsung via chanel TVone tayangan kegiatan KULIAH KEPRESIDENNAN tersebut, namun setelah saya membuka berbagai laporan kegiatannya via internet, saya tertarik untuk mengcopy berita yang berasal dari http://www.ipb.ac.id disertai editing kecil disana-sini sehingga enak dibaca, sebagai berikut;

Sekitar 1400 peserta undangan hadir pada kuliah umum dalam ajang Presidential Lecture yang menampilkan Bill Gates, Presiden Microsoft Corporation di Jakarta Convention Center Jum'at(9/5/2008), yang diawali dengan presentasi Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyuno. Dari kalangan mahasiswa, hadir pula berbagai perguruan tinggi di Indonesia antara lain dari UI, ITB, ITS, dan lain-lain serta berbagai kalangan pemerintah, CEO-pimpinan perusahaan, maupun dari para wakil asosiasi bisnis.

Mengambil judul presentasi "The Second Digital Decade", Bill Gates dengan penuh semangat menyampaikan perkembangan teknologi informasi dunia dalam pengaruhnya terhadap kehidupan masa depan umat manusia, di bidang hiburan, pendidikan, reaseach dan medis.

Banyak contoh yang dibawakan Bill Gates dalam presentasinya dan salah satunya adalah ketika bercerita tentang anak perempuannya yang sedang bersekolah dengan selalu membawa PC (notebook). "Anak saya kerap mengirim e-mail untuk bercerita tentang kejadian sehari-harinya dan mengirimkan nilai yang diperolehnya," ujar Bill Gates. Selain itu beliau juga bercerita tentang keinginannya untuk dapat memvideokan kuliah para profesor di dunia dan selanjutnya di on line kan ke internet, sehingga semua mahasiswa bisa belajar dari pakar kelas dunia dimanapun dia berada .

Khusus di Indonesia yang sebagian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian, Bill Gates menggambarkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi (TI) dapat membuat bidang pertanian Indonesia menjadi lebih maju. Bill Gates menyampaikan bahwa melalui penyebaran TI, informasi pertanian dapat dengan mudah diterima oleh seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau.

Salah satu kejadian yang membuat para peserta 'kuliah umum' terkesan adalah ketika Bill Gates mendemokan software astronominya yang diberi nama microtelescope. Microtelescope memungkinkan kita berimaginasi dengan keaadaan luar angkasa. Dalam demo tersebut ditampilkan bagaimana kita mampu menjelajah isi galaksi disertai dengan tampilan-tampilan yang menarik. Bahkan, seorang anak SD pun terlihat mampu membuat presentasi dengan perangkat lunak tersebut dalam menjelajah galaksi.

Usai kuliah ditampilkan presentasi singkat dari Tim Aksara ITB yang berhasil menjuarai ajang perlombaan perangkat lunak yang diselenggarakan oleh Microsoft dengan karya "Perangkat Lunak Bagi Kalangan Buta Aksara".

Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab, Menteri Perdagangan RI, Dr. Mari Elka Pangestu selaku pemandu hanya memberi kesempatan kepada 5 orang peserta yaitu Bapak Gatot Suwondo (Dirut BNI), Rene Patirajawane (wartawan Kompas), James Riyadi (CEO Lippo Group), dan dua orang perwakilan mahasiswa.
Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang mahasiswa tentang tips dan trik menjadi orang sukses di usia muda, Bill Gates menegaskan, sekolah adalah saat yang paling tepat untuk memenuhi segala keingintahuan kita semua. "Agar masa sekolah dapat dipergunakan secara optimal, maka setiap siswa perlu melakukan program magang di berbagai perusahaan, sebagai bekal merintis sendiri bisnisnya kelak," ujar Bill Gates.

Meski tidak menyelesaikan sekolahnya, Bill Gates tidak menyarankan tindakannya untuk diikuti. Dengan tegas, Bill Gates mengatakan, sekolah adalah kesempatan penting untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa depan, Oleh karena itu jangan sampai disia-siakan sekolah. Selain itu beliau juga menegaskan betapa pentingnya peran orang tua dalam mendukung cita-cita seorang anak. Ia mencontohkan bagaimana orangtuanya memberikan sebuah komputer sebagai kado di hari ulang tahunnya dan terus mendorongnya untuk maju, misalnya dengan memberi izin dia untuk membuka usaha bengkel komputer di bekas garasi rumahnya.

Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi itu sangat mudah, asal kita sangat senang dengannya. "Kembangkan imaginasi yang kita miliki, dan kemudian sumbangkan pengetahuan itu untuk memajukan bangsa," sambung Bill Gates sambil menutup jawaban atas semua pertanyaan yang diajukan peserta.

Selama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi kepala negara, telah dilangsungkan empat kali "Presidential Lecture" antara lain diberikan Geoffrey Sachs, Direktur Proyek Millenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Millenium Development Goals (MGDs), Nicholas Stern begawan ekonom Inggris yang sekaligus Penasihat Perubahan Iklim dan Pembangunan untuk Pemerintah Inggris. Selanjutnya mantan Perdana Menteri dan mantan Menteri Keuangan Pakistan, Shaukat Aziz yang menyampaikan tentang pembangunan di Pakistan, dan Muhammad Yunus dari Bangladesh--Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2006--tentang tentang kredit mikro. Dengan demikian, Bill Gates menjadi Presidential Lecture kelima, dan seandainya saat Alvin Tofler datang dan memberikan pemikirannya di depan khalayak Indonesia, saat itu SBY sudah menjabat presiden pastilah acara tersebut ikut menjadi presidential Lecture. Kita tunggu tamu bermutu berikutnya ....(sumber :Dir.Kemahasiswaan ipb/man) dari http://www.ipb.ac.id/

Komentar saya : Tulisan tersebut mudah-mudahan mampu mengikis kesempitan berpikir "bahwa komputer hanya otoritas mahasiswa jurusan komputer atau matematik saja, karena pada dasarnya komputer adalah alat bantu untuk (belajar) mencapai tujuan". Laporan ini juga sekaligus memperkuat kewaskitaan Alvin Tofler yang pernah mengatakan ( 15 tahun yang lalu) bahwa akan terjadi penguasaan 3 panggung dunia yaitu "optic Fibre", "Biotechnologi" dan "Information Communication and Technology/ICT". Saya merasa bersyukur telah menangkap isyarat Alvin Tofler tersebut, sehingga memuatnya di dalam buku mata pelajaran Biologi SMA kelas 3 yang saya susun bersama teman-teman MGMP Biologi dan diterbitkan oleh Penerbit Lontar Mas Jakarta. AKU JUGA BISA dan ANDA PASTI BISA JUGA!!
cerio.........

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Menurut saya memang benar masa depan kita tak mungkin dapat menghindar dari ICT,seharusnya pendidikan bangsa kita harus lebih maju daripada bangsa-bangsa lain,kita jangan sampai ketinggalan dengan bangsa yang sudah maju.
Pendidikan bangsa kita tentang ICT memang sangat rendah dan ketinggalan jauh. sepertinya hanya dengan keterbatasan kita menjadi sebuah alasan, dan akhirnya hal yang besar tersebut menjadi diabaikan.
Saya juga sebenarnya termasuk anak yang gaptek karena ya tau sendirilah sekolah saya dikampung lab komputer juga dapat saya nikmati seminggu sekali itupun hanya dapat 2 jam setelah itu gantian sama kekas lain,jadi bagaimana mau maju masalah tentang komputer aja nunggu giliran seprti itu. Jadi jangan salahkan kami bila kami maenjadi gaptek...

BAPSI,Sanata Dharma University Yogyakarta

Pemerintah telah menyelesaikan penyusunan cetak biru (blue print) pendidikan baik dasar dan menengah berbasis teknologi komunikasi dan informasi (ICT) sebagai landasan peningkatan pendidikan di sekolah.

Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Sofyan A. Djalil mengatakan penyusunan cetak baru tersebut akan mencakup masalah-masalah yang menyangkut kebijakan nasional di bidang ICT serta pendidikan yang cukup kompleks.

"Melihat perannya yang sangat penting, program itu dapat diusulkan menjadi bagian dari program aksi 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu secara bersama baik Kementerian Kominfo, Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama," katanya pada penyerahan kerangka cetak biru ICT untuk pendidikan kepada Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama yang disampaikan Sekretaris MenKominfo JB Kristiadi, kemarin.

Menurut Menteri Kominfo, pendayagunaan ICT untuk pendidikan telah menjadi pilihan di banyak negara. ICT telah menjadi solusi dalam peningkatan efisiensi penyampaian materi pelajaran.

Sofyan memaparkan berdasarkan berbagai penelitian proses belajar mengajar dengan bantuan alat peraga telah berhasil meningkatkan efisiensi belajar sebesar 47%."Dengan dukungan ICT, maka bisa meningkatkan efisiensi sebesar 93%."

Dia menambahkan produk bahan belajar berbasis ICT dewasa ini masih terbatas. Pusat teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan telah aktif memproduksi bahan belajar, namun jika dibandingkan kebutuhan yang ada masih perlu ditingkatkan.

Oleh karena itu, tambah Sofyan, diperlukan dukungan berbagai pihak untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya upaya memproduksi bahan belajar berbasis ICT. "Dalam kaitan ini, upaya meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan bahan belajar berbasis ICT merupakan salah satu alternatif," ujarnya.

Pembuatan bahan belajar berbasis ICT, lanjut Menkominfo, memerlukan keahlian tersendiri sebagai pengembang aplikasi di bidang media pembelajaran. Menurut Sofyan, jika hal tersebut bisa dilakukan maka produk bahan belajar yang dihasilkan akan lebih sesuai dengan kebutuhan pengajaran.

Aplikasi pendukung

Berdasarkan data di Ditjen Pendidikan Dasar Kejuruan (Dikmenjur), saat ini terdapat berbagai aplikasi yang mendukung sistem pembelajaran di sekolah dasar menengah seperti Informasi Sekolah (JIS) antar SMK, Wide Area Network (WAN), ICT Centerdan Local Area Network (LAN).

JIS, menurut data tersebut, telah diimplementasikan pada 137 kabupaten dari target semula sejumlah 400 kabupaten. Sedangkan untuk WAN, Dikmenjur menargetkan sejumlah 400 sekolah namun baru diimplementasikan pada 30 sekolah.

Pemerintah telah membetuk ICT Center di 70 sekolah dari target 400 sekolah, sementara implementasi LAN telah dilakukan di 625 sekolah dari target 3.000 sekolah.

Udi Rusadi, Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Akreditasi Kem. Kominfo, mengatakan cetak biru pendidikan nasional memberikan arahan mengenai pendayagunaan ICT untuk pendidikan menengah kejuruan, membentuk arsitektur sekolah modern dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten. "Implementasi cetak biru pendidikan dasar mengah diharapkan akan dimulai pada akhir tahun ini,"tuturnya.

Menkominfo menambahkan dunia usaha diharapkan mendukung implementasi ICT di sekolah dasar menengah dengan memproduksi bahan belajar berbasis ICT. Partisipasi dunia usaha, lanjut dia, akan ikut serta menyumbang upaya pencerdasan bangsa sekaligus menciptakan pasar di bidang ICT. (Bisnis Indonesia.

Demikianlah komemtar dari daya...