15 Agustus 2008

AYAT PENDIDIKAN


Hari ini saat saya menulis artikel, adalah hari Jum’at tanggal 15 Agustus 2008, yang memiliki kesamaan dengan hari Jum’at bulan Agustus tahun 1945. Hanya saat itu jatuh pada tanggal 17 dan berada di bulan Ramadhan, sebagai tanggal dan bulan yang dipilihkan Allah SWT untuk bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Semuanya bukan kebetulan, karena segala peristiwa yang terjadi tidak pernah luput dari ketentuan Allah SWT sebagai Sang Maha Perencana serta Maha Penentu.
Saat Rosul Allah yang terakhir (Muhammad SAW) menjadi magnet penarik minat untuk ditiru dan diteladani perilaku serta kepribadiannya oleh bangsa Arab di era Jahiliah, muncullah rasa kekaguman di kalangan para sahabat Rosul melalui pertanyaan Abu Bakar “dari manakah pendidikan tentang perangai yang mengagumkan itu diperoleh?”.
Jawaban Muhammad Rosulullah adalah “Allah telah mendidikku, dan itulah sebaik-baiknya pendidikan”.Oleh karena itu seyogyanya lembaga dan system pendidikan yang ingin menggapai “akhlakul karimah” seperti Muhammad Rosulullah, selayaknya menggunakan dan mengikuti cara-cara yang telah diwahyukan Allah serta dijalani oleh rosulNya. Apalagi lembaga pendidikan itu berbasis agama Islam.

Lalu apa hubungannya dengan Ramadhan sebagai bulan diwajibkannya setiap muslim/muslimah menjalankan puasa?. “Shaum” atau puasa pertama kali diwajibkan saat satu setengah tahun setelah hijrah Rosulullah ke Madinah dan jatuh pada bulan Ramadhan. Sehingga mulai saat itulah puasa selama satu bulan di bulan Ramadhan, menjadi rukun Islam yang ke 3 dan berimplikasi wajib hukumnya bagi setiap pemeluk agama Islam. Makna Shaum itu sendiri adalah “pengendalian diri” terhadap tuntutan nafsu duniawi (makan, minum serta kebutuhan seks suami- istri). Pengendalian diri selama bulan Ramadhan dibutuhkan oleh setiap orang, untuk melakukan refleksi terhadap seluruh langkah kebijakan yang telah dilakoninya selama satu tahun ke belakang.
Hasil analisa terhadap aktivitas diri di masa lalu, diharapkankan mampu menghasilkan sebuah pengambilan keputusan “langkah baru” untuk melanjutkan kebijakan yang sudah baik dan sukses di masa lalu, atau merevisi total kebijakan yang dianggap keliru dan tidak ingin diulang dimasa datang.
Dalam renungan diri di bulan Ramadhan, dibutuhkan suasana bathin yang “hening” serta “peka” terhadap persinggungan dengan masalah duniawi yang didominasi oleh nafsu badaniyah (makan, minum serta kebutuhan seks suami- istri), sampai masanya tiba di tanggal 1 Syawal sebagai tanda awal kemenangan bagi setiap hamba Tuhan dalam melakoni “pengendalian dirinya”. Itu pula sebabnya tanggal 1 Syawal sering disebut sebagai hari Iedul Fitri atau hari kelahiran kembali ide,gagasan, niatan serta kemauan diri untuk melangkah serta menapaki jalan baru kehidupan duniawi serta uchrowinya. Allah SWT menetapkan puasa kepada umat muslim dan umat-umat sebelumnya untuk berlaku jujur (baik terhadap diri sendiri apalagi terhadap orang lain), karena ibadah puasa merupakan ibadah non fisik, yang tidurnya seorang hamba saja sudah diperhitungkan akan memperoleh pahala, karena dengan tidur di saat menjalani puasa, berarti menghindar dari perbuatan dosa. Sejelek apapun mimpi seseorang yang tidur, tidak akan membawa dosa dan perbuatan terlarang pada dirinya. Saat seorang hamba berpuasa dirinya mampu menahan diri dari seluruh perbuatan yang dapat membatalkan puasanya, walaupun tidak seorangpun melihatnya, namun keyakinannya tetap kokoh bahwa Allah tetap melihat dan mengetahui segenap gerak langkahnya, bahkan sampai pada detak fikirannya.
Namun berpuasa dan tetap bekerja, juga bukanlah sesuatu yang diharamkan, selama dalam menjalani puasa tersebut seorang hamba tetap melakukan pengendalian diri untuk tidak membatalkan puasanya. Justru di dalam kondisi seperti itulah seorang hamba sedang melaksanakan ujian untuk mempertahankan keyakinan keimanannya kepada Allah SWT. Itu pula sebabnya Allah berfirman bahwa “ ibadah puasa di bulan Ramadhan hanya diperuntukkan bagi hambaNya yang bertaqwa”. Dan itulah misteri dibalik tujuan ibadah puasa di bulan Ramadhan, sehingga Allah menghiasinya dengan peristiwa Nuzulul Qur’an (malam diturunkannya Al Qur’an) sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, sebagai medium pendidikan pribadi.....semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, amien.

Tidak ada komentar: